Pergaulan Dalam Islam

Melihat apa yang terhadi terhadap pergaulan remaja saat ini sangat menghawatirkan, seakan pergaulan sudah tidak ada lagi batasan ini menunjukan kita yang kembali kejaman kezahiliyahan di jaman yang modern, kita kembali ke jaman kebodohan saat bumi ini sudah penuh dengan ilmu teknologi dan segala yang seharusnya menjadikan manusia lebih berpikir, namun apa yang sebenarnya terjadi? seakan - akan sudah tidak ada lagi ada yang dipikirkan, bertindak tanpa perhitungan, apakah ini moderinisasi? apakah ini yang disebut kemajuan jaman? apakah ini yang dimaksud hijrah dari kebodohan? justru ini adalah come back menuju kebodohan, haruskah?.
Inilah akibat dari pergaulan yang tidak sesuai dengan pergaulan dalam islam, pergaulan yang sesungguhnya yang telah diajarkan oleh agama, sekarang sudah jarang sekali anak yang bersemangat pergi mengaji, berbondong - bondong membawa al-quran pergi ke pengajian, anak yang bersemangat untuk menuntut ilmu sudah sulit ditemui, yang banyak kita temui, anak - anak bolos sekolah, anak - anak putus sekolah, sangat menghawatirkan apa yang akan terjadi untuk penurus Nabi Muhammad SAW, padahal pergaulan dalam islam itu adalah panduan bagaimana caranya kita bergaul.
Pergaulan dalam islam membingbing kita untuk bisa bergaul tanpa salah pergaulan yang buta akan modernisasi, Allah SWT berfirman “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat [49]:13), Allah SWT menyuruh kita untuk berbagsa, bernegara, dan saling mengenal.
Dalam islam kita akan mengenal etika bergaul yang baik dalam pandangan islam, dan ini yang harus menjadi patokan setiap umat, manusia diciptakan sebagai khalipah di muka bumi, untuk itu bagaimaa kita menjaga apa yang ada dibumi, termasuk pergaulan.
Lalu apa itu pergaulan ?? Pergaula adalah cara bersosialisasi seseorang dengan lingkungannya, bergaul dengan semua yang ada disekitar kita khususnya makhsluk hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan, karena manusia bukan makhluk individual, melainkan makhluk sosial, 5 Milyar lebih manusia yang ada dibumi, dan Allah SWT menciptakannya berbeda - beda, mulai dari keadaan fisiknya, karakternya, garis keturunannya, maka wajar bila manusia bergaul dengan yang lainnya akan menemukan banyak sekali perbedaan dan kadang perbedaan itu tidak bisa diterima, namun inilah kenyataannya Allah tidak menciptakan manusia sama, yang terlahir kembar saja selalu saja memiliki perbedaan apalagi yang berbeda dari garis keturunannya. Tapi ingat jangan samapai perbedaan itu menjadi sebuah pertikaian karena Allah SWT membenci orang yang suka menciptakan kerusuhan, walaupun manusia itu berbeda namun dimata Sang Maha Kuasa tidak ada yang membedakaanya kecuali ketakwaannya terhadap diri-Nya, Allah menciptakan manusa dengan berbagai adat, bangsa, budaya, karakter, dsb menjadi satu paket sehingga manusia dapat saling mengenal, dengan dilengkapinya panca indra yang kita miliki, dalam islam ada 3 etika dalam melakukan pergaulan, yakni :

  1. Ta'aruf : Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud?
    Begitulah, ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang
  2. Tafahum : Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.”
    Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah ). 
  3. Ta’awun. Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain. 
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita akukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah. Karena cinta dan benci karena Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya.
Sumber

0 komentar:

Posting Komentar